BerlianPos.Com | JSCgroupmedia ~ Rajo Ameh, Direktur Eksekutif Pinang Merah Foundation yang dikenal kritis dalam isu-isu kemanusiaan, angkat suara terkait eskalasi kekerasan yang dilakukan Israel terhadap sejumlah negara Arab dalam beberapa waktu terakhir.
Dalam pernyataannya, Rajo Ameh mengecam keras serangan tersebut yang dinilainya sebagai pelanggaran terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan hukum internasional.

“Ini bukan lagi soal politik semata. Ini adalah kejahatan terhadap umat manusia. Serangan brutal ke negara-negara Arab seperti Lebanon, Suriah, dan Palestina, harus dihentikan,” ujar Rajo Ameh dalam konferensi pers di Belitung Timur, Selasa (16/9).
Pria yang juga dikenal sebagai pemimpin di beberapa komunitas itu menilai bahwa dunia internasional, khususnya negara-negara Muslim, harus bersatu dan tidak tinggal diam menyikapi agresi yang terus berulang.
Menurutnya, solidaritas terhadap sesama umat dan bangsa yang tertindas adalah kewajiban moral dan spiritual.
“Saya menyerukan kepada seluruh pemimpin dunia, terutama yang masih punya nurani, untuk tidak lagi bersikap netral. Diam adalah bentuk persetujuan terhadap kezaliman,” tegasnya.

Pernyataan Rajo Ameh ini mendapat dukungan luas dari berbagai kalangan masyarakat. Banyak yang menganggap suaranya merepresentasikan kegelisahan negara-negara Arab atas ketidakadilan yang terjadi di Timur Tengah.
Sementara itu, serangan Israel ke beberapa titik strategis di Timur Tengah terus menuai kritik dari berbagai negara. Meski PBB telah mengeluarkan sejumlah pernyataan kecaman, belum ada langkah konkret untuk menghentikan kekerasan tersebut.

“Ini bukan hanya soal politik internasional. Ini tentang hak hidup manusia yang diinjak-injak. Dunia harus bertindak,” tutup Rajo Ameh.
KTT Qatar Kritik Serangan Israel
Para pemimpin negara Arab dan Islam yang melakukan pertemuan di Qatar pada Senin (15/09/2025) mengutuk keras serangan Israel baru-baru ini.
Serangan tersebut menargetkan pejabat senior Hamas di ibu kota Qatar, Doha.
Mereka membahas langkah menanggapi serangan tersebut dalam pertemuan puncak darurat itu.
Serangan Israel pada Selasa (09/09/2025) lalu menewaskan lima anggota Hamas dan seorang pejabat keamanan Qatar.
Para delegasi Hamas bertemu di sana untuk merundingkan gencatan senjata di Gaza.
Qatar berperan sebagai mediator utama antara Israel dan Hamas. Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani mengkritik Israel dan menyebut serangan itu sebagai “tindakan teroris”.
Al Thani dalam sambutan pembukaannya mengatakan, “Agresi ini sungguh keji, berbahaya, dan pengecut, serta mustahil untuk menangani tingkat kebencian dan pengkhianatan seperti ini.”
Mesir juga membantu menengahi pembicaraan gencatan senjata. Presiden Abdel Fattah el-Sisi juga mengecam serangan tersebut.
Ia memperingatkan bahwa serangan itu akan memperluas konflik dan mengganggu stabilitas kawasan.
El-Sisi mengatakan, “Izinkan saya menegaskan dengan jelas di sini, bahwa agresi ini jelas mencerminkan bahwa tindakan Israel telah melampaui logika politik atau militer apa pun.” El Sisi mengatakan tindakan itu melampaui semua batas kritis.
Para pemimpin tersebut mengadopsi deklarasi yang menekankan solidaritas mereka dengan Qatar dalam melawan agresi Israel.
Namun, deklarasi tersebut tidak mencakup tindakan spesifik dalam menanggapi serangan di Doha.
Mereka mengatakan seluruh kawasan menentang upaya Israel menggunakan kekuatan untuk mengubah status quo dan menyerukan kepada negara-negara anggota untuk mengambil semua tindakan yang memungkinkan untuk mencegah permusuhan Israel yang berkelanjutan terhadap Palestina. | BerlianPos.Com | NHK | *** |
oke