BerlianPos.Com | JSCgroupmedia ~ Militer Thailand menuduh Kamboja melanggar gencatan senjata yang mulai berlaku tengah malam pada Selasa (29/07/2025) di sepanjang perbatasan kedua negara yang disengketakan.
Thailand mengatakan pasukan Kamboja melancarkan serangan di sejumlah lokasi meskipun gencatan senjata seharusnya mulai berlaku.

Kementerian Pertahanan Kamboja membantah tuduhan tersebut dan pada Selasa mengatakan bahwa bentrokan berakhir setelah gencatan senjata dimulai.
Kesepakatan gencatan senjata tanpa syarat dicapai pada Senin (28/07/2025) lalu di Malaysia, yang merupakan ketua ASEAN tahun ini.
Bentrokan pecah Kamis (24/07/2025) lalu.
Komandan militer Thailand dan Kamboja dijadwalkan bertemu secara tidak resmi di perbatasan pada Selasa.

Namun, pasukan kedua belah pihak tetap waspada. Perhatian tertuju pada apakah gencatan senjata akan bertahan dan ketegangan dapat mereda. | BerlianPos.Com | NHK | *** |
Setelah Perang 4 Hari, Thailand dan Kamboja Sepakat dengan Mediasi yang Ditawarkan Malaysia

Di Kuala Lumpur, Thailand dan Kamboja sepakat agar Malaysia bertindak sebagai mediator dalam konflik perbatasan mereka.
Itu diungkapkan Menteri Luar Negeri Malaysia Mohamad Hasan mengatakan pada hari Minggu.
Sementara kedua pihak saling mengatakan telah melancarkan serangan artileri lebih lanjut di wilayah yang disengketakan.
Perdana Menteri Kamboja Hun Manet dan Penjabat Perdana Menteri Thailand Phumtham Wechayachai diperkirakan akan tiba di Malaysia pada Senin malam, Menteri Luar Negeri Mohamad Hasan mengatakan kepada kantor berita negara Bernama.
“Mereka memiliki kepercayaan penuh pada Malaysia dan meminta saya untuk menjadi mediator,” kata Mohamad, dilansir Al Arabiya.
Dia menambahkan bahwa ia telah berbicara dengan rekan-rekannya dari Kamboja dan Thailand dan mereka sepakat tidak ada negara lain yang boleh terlibat dalam masalah ini.
Perundingan di Malaysia ini terjadi setelah Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, ketua forum regional ASEAN, mengusulkan gencatan senjata pada hari Jumat, dan Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Sabtu bahwa kedua pemimpin telah sepakat untuk mengupayakan gencatan senjata.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio berbicara dengan menteri luar negeri Kamboja dan Thailand pada hari Minggu, mendesak mereka untuk segera meredakan ketegangan dan memberi tahu mereka bahwa Amerika Serikat siap membantu perundingan, kata Departemen Luar Negeri.
“Amerika Serikat siap memfasilitasi diskusi di masa mendatang guna memastikan perdamaian dan stabilitas antara Thailand dan Kamboja,” kata Departemen Luar Negeri dalam pernyataan pada hari Minggu mengenai panggilan telepon terpisah dengan Menteri Luar Negeri Thailand Maris Sangiampongsa dan Menteri Luar Negeri Kamboja Prak Sokhonn.
Empat hari setelah pertempuran terburuk dalam lebih dari satu dekade pecah antara kedua negara tetangga di Asia Tenggara tersebut, jumlah korban tewas mencapai di atas 30 orang, termasuk 13 warga sipil di Thailand dan delapan di Kamboja.
Lebih dari 200.000 orang telah dievakuasi dari daerah perbatasan di kedua negara, kata pihak berwenang. | BerlianPos.Com | SindoNews | *** |
damailah saudaraku